Pipa AC sering sekali merupakan komponen AC yang diremehkan karena ketidak tahuan para pembeli unit AC. Padahal pipa AC merupakan komponen vital karena merupakan komponen penghubung unit outdoor dengan unit indoor.
Pipa AC yang bagus tidak diindikasikan dari tebalnya busa pelapis pipa tembaga, tetapi dari tebalnya pipa tembaga tersebut. Hal ini tentunya mengakibatkan teknisi sedikit mengalami kesulitan saat menarik pipa AC karena berat pipa dan karena susah ditekuk.
Tetapi hal ini merupakan hal yang wajib dicermati saat instalasi. Pipa AC yang tipis memiliki berbagai kelemahan :
1. Gampang patah saat ditekuk
Tidak dapat dipingkiri bahwa tekukan pipa AC pasti terjadi. Saat melakukan penekukan, dan jika tidak hati-hati, pipa akan mengalami retak halus saat instalasi yang tidak hati hati. Retak halus ini tidak akan terdeteksi secara serta merta tetapi akan menyebabkan freon yang selalu berkurang secara perlahan setiap bulannya. Untuk menghindari biaya maintenance yang tidak diinginkan, pergunakanlah pipa ac yang lebih tebal dan tetap mengambil sikap hati hati saat melakukan instalasi.
Flaring adalah proses membuka ujung pipa ac agar dapat dipasangi navel atau nepel. Pemasangan navel atau nepel ini untuk menghubungi pipa dengan unit baik indoor maupun outdoor. Jika menggunakan pipa ac yang tipis, dapat dipastikan kemungkinan retak saat flaring jauh lebih tinggi daripada saat menggunakan pipa ac yang tebal.
Tebal standard pipa ac saat ini berkisar 0.6mm dengan berbagai merek pipa ac seperti pipa ac hoda, pipa ac tateyama dan pipa ac artic 32 yang mudah dijumpai dipasaran. Demikianlah rangkuman mengapa perlu memilih pipa ac yang tebal dan berkualitas, Hal ini untuk menghindari biaya tambahan yang cukup mahal di kemudian hari akibat retak maupun pecah saat instalasi pipa ac yang tipis.